- Classless Inter-Domain Routing
- (disingkat
menjadi CIDR) adalah
sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat
IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas
C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR
merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara
yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas
A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa
sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak
digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung
hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang
sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang
yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali
ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR
dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang
tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang
sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap
jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya
tersedia untuk alamat IP kelas B.
- Port Address Translation (PAT
- adalah suatu fitur dari sebuah jaringan perangkat yang menerjemahkan TCP atau UDP komunikasi yang dibuat antara host di jaringan pribadi dan host pada jaringan publik.. Hal ini memungkinkan sebuah masyarakat tunggal alamat IP untuk digunakan oleh banyak host pada jaringan pribadi, yang biasanya Local Area Network atau LAN. Perangkat PAT transparan memodifikasi IP paket saat mereka melewatinya. Modifikasi membuat semua paket yang mengirim ke jaringan publik dari beberapa host di jaringan pribadi tampaknya berasal dari satu host , (perangkat PAT) pada jaringan publik.
- VLSM
- VLSM atau Variable Leght Subnet
Mask adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan
peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana subneting klasik,
subneting zeroes, dan subnet ones tidak bisa digunakan. Jika proses
subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang
sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen - segmen
jaringan tersebut memiliki alamat - alamat yang tidak digunakan atau
membutuhkan lebih banyak alamat. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan
alamat yang tetap, subnetting diaplikasikan secara rekursif untuk
membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran yang bervariasi yang diturunkan
dari netmowrk identifier yang sama. teknik subnetting ini disebut dengan
Variable Length Subnetting. Subjaringan yang dibuat dengan menggunakan
teknik ini disebut dengan Variable Length Subnet Mask.
·
Tipe NAT
·
Dua tipe NAT adalah Static dan Dinamik yang keduanya
dapat digunakan secara terpisah maupun bersamaan.
1. Statik, Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat lokal (inside) di petakan ke sebuah alamat global/internet (outside). Alamat lokal dan global dipetakan satu lawan satu secara Statik.
2. Dinamik NAT dengan Pool (kelompok), Translasi Dinamik terjadi ketika router NAT diset untuk memahami alamat lokal yang harus ditranslasikan, dan kelompok (pool) alamat global yang akan digunakan untuk terhubung ke internet. Proses NAT Dinamik ini dapat memetakan bebarapa kelompok alamat lokal ke beberapa kelompok alamat global.
1. Statik, Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat lokal (inside) di petakan ke sebuah alamat global/internet (outside). Alamat lokal dan global dipetakan satu lawan satu secara Statik.
2. Dinamik NAT dengan Pool (kelompok), Translasi Dinamik terjadi ketika router NAT diset untuk memahami alamat lokal yang harus ditranslasikan, dan kelompok (pool) alamat global yang akan digunakan untuk terhubung ke internet. Proses NAT Dinamik ini dapat memetakan bebarapa kelompok alamat lokal ke beberapa kelompok alamat global.
- Pengertian
NAT Sistem Pool
- NAT dengan sistem pool atau
kelompok menggunakan sebuah tabel NAT dengan logika dinamis, dimana
logika yang ditanamkan dalam NAT tersebut pada umumnya merupakan logika
Fuzzy atau jika lambang yang nilai translasinya belum pasti, dimana dalam
sistem pool, suatu request belum tentu akan melewati jaringan yang
sama bila melakukan request yang sama untuk kedua kalinya, Translasi
Dinamik terjadi ketika router NAT diset untuk memahami alamat lokal
yang harus ditranslasikan, dan kelompok (pool) alamat global yang akan
digunakan untuk terhubung ke internet. NAT dengan sistem pool biasanya
sering dimanfaatkan untuk melakukan balancing atau penyeimbangan beban
pada jaringan.
- Pengertian
Nat Sistem Overload
- NAT dengan sistem Overloading
menggunakan logika dimana request atau permintaan dari banyak client atau
banyak alamat dioperkan atau diberikan ke satu alamat ip distribusi.
Sejumlah IP lokal/internal dapat ditranslasikan ke satu alamat IP
global/outside. Sejumlah IPlokal/internal dapat ditranslasikan ke satu
alamat IP global/outside. Hal ini sangat menghemat penggunakan alokasi IP
dari ISP. Sharing/pemakaian bersama satu alamat IP ini menghemat
penggunaan alokasi IP dari ISP. Sharing/pemakaian bersama satu alamat IP
ini menggunakan metoda portmultiplexing, atau perubahan port ke packet
outbound. Penggabungan sistem overloading dan sistem pool telah dilakukan
oleh banyak produsen router dan menghasilkan logika yang banyak digunakan
untuk load balancing saat ini yaitu Round Robbin Load Balancing, dimana
logika ini melakukan pengiriman request secara berurutan, secara
bergantian ke alamat gateway yang telah ditanamkan dalam tabel NAT
sebelumnya, sehingga suatu multireuest dari sebuah alamat ip dapat melalui
lebih dari satu alamat distribusi, penerapan ini dapat
dilakukan dalam penggunaan DualWan Router, selain itu logika ini
juga memiliki logika Fail Over, dimana bila suatu alamat distribusi tidak
dapat lagi mengirimkan paket maka paket akan dialihkan ke alamat
distribusi yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar